Selasa, 19 Mei 2009

Cerita dan Dongeng JAWA



Dongeng Timun Emas dan LuSi

Pada Jaman dahulu ada seorang yang bernama Mbok Siring eh mBok Sirni namanya (tapi kejadiannya di Desa Siring), dia seorang janda yang menginginkan seorang anak agar dapat membantunya bekerja. ya ane janda kok ingin punya anak …. ini dia ! Suatu hari mBok Sirni didatangi oleh raksasa yang ingin memberi seorang anak. gimana caranya, mbok Sirni kan manusia biasa bukan species raksasa, jadi tidak mungkin. Tapi namanya Buto Ijo juga sakti dia punya bioteknologi yg hebat, bukan sekedar bolo kurowo atau gedibal saja.

Namun Pak Buto Ijo memberi syarat apabila anak itu berusia empat tahun harus diserahkan ke Buto itu untuk dijadiin istri.. anak kecil mau dijadikan istri, Buto Ijo ini kan Seorang Raksasa,bebas Buto itu tiadak tau aturan apalagi etika. Setelah dipikar-pikir akhirnya Mbok Sirni-pun setuju. Raksasa ini kemudian memberinya biji mentimun agar ditanam dan dirawat setelah dua minggu diantara buah ketimun yang ditanamnya nanti akan ada satu yang paling besar dan berkilau seperti emas.

dengan gembira mBok Sirni menyanyi menanam mentimun ga da lagunya ya. Mbok Sirni ini akhirnya menanam biji-biji ini. daerah ini tanahnya sangat subur. daerah desa Siring ini kan sawahnya subur juga ?

Akhirnya setelah ditanam dan dirawat ternyata benar… kehebatan ilmu bioteknologi Pak Buto ijo ini …! Setelah dua minggu ada satu timun berwarna emas yang sangat besar !. Kemudian Mbok Sirni membelah buah itu dengan hati-hati. Ternyata isinya seorang bayi cantik yang diberi nama si Timun Emas.

Timun emas ini lahir sebagai gadis. (hebat juga ilmu biotek si Buto ijo ini ya, bisa kloning dengan menentukan jenis kelamin juga ya). Semakin hari Timun Emas tumbuh menjadi gadis kecil cantik jelita.

Suatu hari datanglah raksasa untuk menagih janji Mbok sirni sangat takut kehilangan timun emas, dia mengulur -ulur janji agar raksasa datang 2 tahun lagi. Tapi gimana cara omongnyanya ya. ???
“To to … Buto Ijo … sudah nanti saja kalau dua tahun lagi sudah makin besar, makin enak rasanya karena semakin dewasa, semakin gurih Buto dan enak untuk disantap”, Kata mBok Sirni.
Hue hehehehe … benar juga katamu mbok Sirni .. aku tunggu !”, dan Buto Ijo setuju dan pergi lagi.

Batin mBok Sirni ” Dasar Buto gila dan rakus di kalu yg enak-enak pasti mau”.

Mbok Sirni semakin senang pada Timun Emas. Dia sayang pada Timun Emas karena rajin membantu. Tetapi setiap kali ia teringat akan janjinya Mbok Sirni hatinya menjadi cemas dan sedih tentang anak satu-satunya.

Suatu malam mBok Sirni bermimpi, ini bukan sekedar mimpi ini petunjuk agar anaknya selamat. Dalam mimpi dia diberitahu harus menemui petapa di Gunung Gundul, sepertinya yg dimaksud ini sebuah gunung yang hanya terdiri dari batu … atau “ah Watukosek kali mBok”, kata Timun Emas. Paginya si Mbok ini langsung berangkat. Di Gunung Gundul ia bertemu dengan seorang petapa yang memberinya 4 buah bungkusan kecil, yaitu biji mentimun, jarum, garam,dan terasi sebagai penangkal kalau dikejar sama Buto Ijo. Sesampainya dirumah diberikannya 4 bungkusan tadi kepada timun emas, dan diberitahu kalau dikejar Buto Ijo aji-aji ini harus disebarkan.

Setelah dua tahun ditunggu-tunggu si Buto Ijo datang lagi untuk menagih janji. mBok Sirni kaget. Raksasa Ijo jelek lagi … tiba-tiba muncul. masa seperti begini jadi istri si Timun Emas, batinnya. “Mestinya burung pipit ya dapat burung pipit, burung merpati jodonya burung merpati … lah ini kakak tua ikut-ikutan mengejar burung parkit !” (ini Buto Ijo emang mau ngikuti jejak Dato K menyunting Siti Nurhaliza, … upst!)

Si Timun emas disuruh lari lewat pintu belakang. Raksasapun mengejarnya, ternyata. Dikejarlah si Timun Emas.

Setelah berlari jauh Timun Emas kecapekan. Si Timun Emaspun teringat akan bungkusannya, maka ditebarnya biji mentimun. sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Si Buto Ijo kesukaan memakannya tapi buah timun itu malah menambah tenaga Buto Ijo. … mentimun ini menjadikan dia banyak gas diperutnya malah membuat dia Kentut. Jelas menambah tenaga dan kekuatan..

Lalu timun emas menaburkan jarum, dalam sekejap tumbuhlan pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. kalau cuma pohon kecil begini pakai buldozer juga lewaat …. Dengan buldozer ini lah Buto Ijo terus mengejar. Si Timun Emas-pun membuka bingkisan ketiga yg berisi garam dan ditaburkannya. Seketika hutanpun menjadi lautan luas. Dengan kesakitan dan kesaktiannya raksasa dapat melewati. Batin si Buto Ijo, ” cuma gas dan over pressure gini mah kecil ..”

Yang terakhir Timun Emas akhirnya menaburkan terasi … ini kan terasi Sidoarjo dibelinya aja di deket pabriknya, belinya di toko sekitar Jalan Mojopahit Sidoarjo. Itu tuh, yang baunya amis banget itu ! Seketika si Buto Ijo ‘gebres-gebres’ … ini bau ga Tapi Buto Ijo ini dasarnya emang buto gendheng, malah tertawa ngakak … “Hua hahahah ha ha, Mosok lawan Buto kok pakai terasi …!” Terus kakinya gedrug-gedrug sambil meloncat-loncat …. timbullah gempa! … tapi apa yg terjadi kemudian …. muncratlah lumpur dari tanah sekelilingnya …. ..terbentuklah danau lumpur yang mendidih, akhirnya si Buto mati tenggelam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar