Sabtu, 14 November 2009

Kamis, 05 November 2009

Selasa, 02 Juni 2009

Cerita Indonesia



Sangkuriang

Pada jaman dahulu, tersebutlah kisah seorang puteri raja di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi.Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu

Ia berburu dengan ditemani oleh Tumang, anjing kesayangan istana. Sangkuriang tidak tahu, bahwa anjing itu adalah titisan dewa dan juga bapaknya.

Pada suatu hari Tumang tidak mau mengikuti perintahnya untuk mengejar hewan buruan. Maka anjing tersebut diusirnya ke dalam hutan.

Ketika kembali ke istana, Sangkuriang menceritakan kejadian itu pada ibunya. Bukan main marahnya Dayang Sumbi begitu mendengar cerita itu. Tanpa sengaja ia memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi yang dipegangnya. Sangkuriang terluka. Ia sangat kecewa dan pergi mengembara.

Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali dirinya. Ia selalu berdoa dan sangat tekun bertapa. Pada suatu ketika, para dewa memberinya sebuah hadiah. Ia akan selamanya muda dan memiliki kecantikan abadi.

Setelah bertahun-tahun mengembara, Sangkuriang akhirnya berniat untuk kembali ke tanah airnya. Sesampainya disana, kerajaan itu sudah berubah total. Disana dijumpainya seorang gadis jelita, yang tak lain adalah Dayang Sumbi. Terpesona oleh kecantikan wanita tersebut maka, Sangkuriang melamarnya. Oleh karena pemuda itu sangat tampan, Dayang Sumbi pun sangat terpesona padanya.

Pada suatu hari Sangkuriang minta pamit untuk berburu. Ia minta tolong Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi demi melihat bekas luka di kepala calon suaminya. Luka itu persis seperti luka anaknya yang telah pergi merantau. Setelah lama diperhatikannya, ternyata wajah pemuda itu sangat mirip dengan wajah anaknya. Ia menjadi sangat ketakutan.

Maka kemudian ia mencari daya upaya untuk menggagalkan proses peminangan itu. Ia mengajukan dua buah syarat. Pertama, ia meminta pemuda itu untuk membendung sungai Citarum. Dan kedua, ia minta Sangkuriang untuk membuat sebuah sampan besar untuk menyeberang sungai itu. Kedua syarat itu harus sudah dipenuhi sebelum fajar menyingsing.

Malam itu Sangkuriang melakukan tapa. Dengan kesaktiannya ia mengerahkan mahluk-mahluk gaib untuk membantu menyelesaikan pekerjaan itu. Dayang Sumbi pun diam-diam mengintip pekerjaan tersebut. Begitu pekerjaan itu hampir selesai, Dayang Sumbi memerintahkan pasukannya untuk menggelar kain sutra merah di sebelah timur kota.

Ketika menyaksikan warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira hari sudah menjelang pagi. Ia pun menghentikan pekerjaannya. Ia sangat marah oleh karena itu berarti ia tidak dapat memenuhi syarat yang diminta Dayang Sumbi.

Dengan kekuatannya, ia menjebol bendungan yang dibuatnya. Terjadilah banjir besar melanda seluruh kota. Ia pun kemudian menendang sampan besar yang dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh menjadi sebuah gunung yang bernama "Tangkuban Perahu."

Jumat, 29 Mei 2009

DONGENG BALI


Bali

MANIK ANGKERAN

ASAL MULA SELAT BALI


Pada jaman dulu di kerajaan Daha hiduplah seorang Brahmana yang benama Sidi Mantra yang sangat terkenal kesaktiannya. Sanghyang Widya atau Batara Guru menghadiahinya harta benda dan seorang istri yang cantik. Sesudah bertahun-tahun kawin, mereka mendapat seorang anak yang mereka namai Manik Angkeran.


Meskipun Manik Angkeran seorang pemuda yang gagah dan pandai namun dia mempunyai sifat yang kurang baik, yaitu suka berjudi. Dia sering kalah sehingga dia terpaksa mempertaruhkan harta kekayaan orang tuanya, malahan berhutang pada orang lain. Karena tidak dapat membayar hutang, Manik Angkeran meminta bantuan ayahnya untuk berbuat sesuatu.




Sidi Mantra berpuasa dan berdoa untuk memohon pertolongan dewa-dewa. Tiba-tiba dia mendengar suara, "Hai, Sidi Mantra, di kawah Gunung Agung ada harta karun yang dijaga seekor naga yang bernarna Naga Besukih. Pergilah ke sana dan mintalah supaya dia mau mernberi sedikit hartanya."Sidi Mantra pergi ke Gunung Agung dengan mengatasi segala rintangan.




Sesampainya di tepi kawah Gunung Agung, dia duduk bersila. Sambil membunyikan genta dia membaca mantra dan memanggil nama Naga Besukih. Tidak lama kernudian sang Naga keluar. Setelah mendengar maksud kedatangan Sidi Mantra, Naga Besukih menggeliat dan dari sisiknya keluar emas dan intan. Setelah mengucapkan terima kasih, Sidi Mantra mohon diri. Semua harta benda yang didapatnya diberikan kepada Manik Angkeran dengan harapan dia tidak akan berjudi lagi.




Tentu saja tidak lama kemudian, harta itu habis untuk taruhan. Manik Angkeran sekali lagi minta bantuan ayahnya. Tentu saja Sidi Mantra menolak untuk membantu anakya.Manik Angkeran mendengar dari temannya bahwa harta itu didapat dari Gunung Agung. Manik Angkeran tahu untuk sampai ke sana dia harus membaca mantra tetapi dia tidak pernah belajar mengenai doa dan mantra.




Jadi, dia hanya membawa genta yang dicuri dari ayahnya waktu ayahnya tidur.Setelah sampai di kawah Gunung Agung, Manik Angkeran membunyikan gentanya. Bukan main takutnya ia waktu ia melihat Naga Besukih. Setelah Naga mendengar maksud kedatangan Manik Angkeran, dia berkata, "Akan kuberikan harta yang kau minta, tetapi kamu harus berjanji untuk mengubah kelakuanmu. Jangan berjudi lagi. Ingatlah akan hukum karma."Manik Angkeran terpesona melihat emas, intan, dan permata di hadapannya.




Tiba-tiba ada niat jahat yang timbul dalam hatinya. Karena ingin mendapat harta lebih banyak, dengan secepat kilat dipotongnya ekor Naga Besukih ketika Naga beputar kembali ke sarangnya. Manik Angkeran segera melarikan diri dan tidak terkejar oleh Naga. Tetapi karena kesaktian Naga itu, Manik Angkeran terbakar menjadi abu sewaktu jejaknya dijilat sang Naga.




Mendengar kernatian anaknya, kesedihan hati Sidi Mantra tidak terkatakan. Segera dia mengunjungi Naga Besukih dan memohon supaya anaknya dihidupkan kembali. Naga menyanggupinya asal ekornya dapat kembali seperti sediakala. Dengan kesaktiannya, Sidi Mantra dapat memulihkan ekor Naga.




Setelah Manik Angkeran dihidupkan, dia minta maaf dan berjanji akan menjadi orang baik. Sidi Mantra tahu bahwa anaknya sudah bertobat tetapi dia juga mengerti bahwa mereka tidak lagi dapat hidup bersama."Kamu harus mulai hidup baru tetapi tidak di sini," katanya.




Dalam sekejap mata dia lenyap. Di tempat dia berdiri timbul sebuah sumber air yang makin lama makin besar sehingga menjadi laut. Dengan tongkatnya, Sidi Mantra membuat garis yang mernisahkan dia dengan anaknya. Sekarang tempat itu menjadi selat Bali yang memisahkan pulau Jawa dengan pulau Bali.

Kamis, 28 Mei 2009

Cerita dan Dongeng dari SULAWESI




La Dana dan Kerbaunya

La Dana adalah seorang anak petani dari Toraja. Ia sangat terkenal akan kecerdikannya. Kadangkala kecerdikan itu ia gunakan untuk memperdaya orang. Sehingga kecerdikan itu menjadi kelicikan.

Pada suatu hari ia bersama temannya diundang untuk menghadiri pesta kematian. Sudah menjadi kebiasaan di tanah toraja bahwa setiap tamu akan mendapat daging kerbau. La Dana diberi bagian kaki belakang dari kerbau. Sedangkan kawannya menerima hampir seluruh bagian kerbau itu kecuali bagian kaki belakang.

Lalu La Dana mengusulkan pada temannya untuk menggabungkan daging-daging bagian itu dan menukarkannya dengan seekor kerbau hidup. Alasannya adalah mereka dapat memelihara hewan itu sampai gemuk sebelum disembelih. Mereka beruntung karena usulan tersebut diterima oleh tuan rumah.

Seminggu setelah itu La Dana mulai tidak sabar menunggu agar kerbaunya gemuk. Pada suatu hari ia mendatangi rumah temannya, dimana kerbau itu berada, dan berkata "Mari kita potong hewan ini, saya sudah ingin makan dagingnya." Temannya menjawab, "Tunggulah sampai hewan itu agak gemuk." Lalu La Dana mengusulkan, "Sebaiknya kita potong saja bagian saya, dan kamu bisa memelihara hewan itu selanjutnya." Kawannya berpikir, kalau kaki belakang kerbau itu dipotong maka ia akan mati. Lalu kawannya membujuk La Dana agar ia mengurungkan niatnya. Ia menjanjikan La Dana untuk memberinya kaki depan dari kerbau itu.

Seminggu setelah itu La Dana datang lagi dan kembali meminta agar bagiannya dipotong. Sekali lagi kawannya membujuk. Ia dijanjikan bagian badan kerbau itu asal La Dana mau menunda maksudnya. Baru beberapa hari berselang La Dana sudah kembali kerumah temannya. Ia kembali meminta agar hewan itu dipotong.

Kali ini kawannya sudah tidak sabar, dengan marah ia pun berkata, "Kenapa kamu tidak ambil saja kerbau ini sekalian! Dan jangan datang lagi untuk mengganggu saya." La dana pun pulang dengan gembiranya sambil membawa seekor kerbau gemuk.


Sabtu, 23 Mei 2009

Surabaya



















Baru kali pertama aku diajak papa ke Surabaya naik Yamaha Mio. Selama perjalanan sekitar 4 jam dari Blora s/p Surabaya, tidak sedikitpun aku merasa ngantuk. Padahal jaraknya tak kurang 170 km-an, sedang kecepatan rata-rata papa yakni 90 km/jam.

Selasa, 19 Mei 2009

Cerita dan Dongeng JAWA



Dongeng Timun Emas dan LuSi

Pada Jaman dahulu ada seorang yang bernama Mbok Siring eh mBok Sirni namanya (tapi kejadiannya di Desa Siring), dia seorang janda yang menginginkan seorang anak agar dapat membantunya bekerja. ya ane janda kok ingin punya anak …. ini dia ! Suatu hari mBok Sirni didatangi oleh raksasa yang ingin memberi seorang anak. gimana caranya, mbok Sirni kan manusia biasa bukan species raksasa, jadi tidak mungkin. Tapi namanya Buto Ijo juga sakti dia punya bioteknologi yg hebat, bukan sekedar bolo kurowo atau gedibal saja.

Namun Pak Buto Ijo memberi syarat apabila anak itu berusia empat tahun harus diserahkan ke Buto itu untuk dijadiin istri.. anak kecil mau dijadikan istri, Buto Ijo ini kan Seorang Raksasa,bebas Buto itu tiadak tau aturan apalagi etika. Setelah dipikar-pikir akhirnya Mbok Sirni-pun setuju. Raksasa ini kemudian memberinya biji mentimun agar ditanam dan dirawat setelah dua minggu diantara buah ketimun yang ditanamnya nanti akan ada satu yang paling besar dan berkilau seperti emas.

dengan gembira mBok Sirni menyanyi menanam mentimun ga da lagunya ya. Mbok Sirni ini akhirnya menanam biji-biji ini. daerah ini tanahnya sangat subur. daerah desa Siring ini kan sawahnya subur juga ?

Akhirnya setelah ditanam dan dirawat ternyata benar… kehebatan ilmu bioteknologi Pak Buto ijo ini …! Setelah dua minggu ada satu timun berwarna emas yang sangat besar !. Kemudian Mbok Sirni membelah buah itu dengan hati-hati. Ternyata isinya seorang bayi cantik yang diberi nama si Timun Emas.

Timun emas ini lahir sebagai gadis. (hebat juga ilmu biotek si Buto ijo ini ya, bisa kloning dengan menentukan jenis kelamin juga ya). Semakin hari Timun Emas tumbuh menjadi gadis kecil cantik jelita.

Suatu hari datanglah raksasa untuk menagih janji Mbok sirni sangat takut kehilangan timun emas, dia mengulur -ulur janji agar raksasa datang 2 tahun lagi. Tapi gimana cara omongnyanya ya. ???
“To to … Buto Ijo … sudah nanti saja kalau dua tahun lagi sudah makin besar, makin enak rasanya karena semakin dewasa, semakin gurih Buto dan enak untuk disantap”, Kata mBok Sirni.
Hue hehehehe … benar juga katamu mbok Sirni .. aku tunggu !”, dan Buto Ijo setuju dan pergi lagi.

Batin mBok Sirni ” Dasar Buto gila dan rakus di kalu yg enak-enak pasti mau”.

Mbok Sirni semakin senang pada Timun Emas. Dia sayang pada Timun Emas karena rajin membantu. Tetapi setiap kali ia teringat akan janjinya Mbok Sirni hatinya menjadi cemas dan sedih tentang anak satu-satunya.

Suatu malam mBok Sirni bermimpi, ini bukan sekedar mimpi ini petunjuk agar anaknya selamat. Dalam mimpi dia diberitahu harus menemui petapa di Gunung Gundul, sepertinya yg dimaksud ini sebuah gunung yang hanya terdiri dari batu … atau “ah Watukosek kali mBok”, kata Timun Emas. Paginya si Mbok ini langsung berangkat. Di Gunung Gundul ia bertemu dengan seorang petapa yang memberinya 4 buah bungkusan kecil, yaitu biji mentimun, jarum, garam,dan terasi sebagai penangkal kalau dikejar sama Buto Ijo. Sesampainya dirumah diberikannya 4 bungkusan tadi kepada timun emas, dan diberitahu kalau dikejar Buto Ijo aji-aji ini harus disebarkan.

Setelah dua tahun ditunggu-tunggu si Buto Ijo datang lagi untuk menagih janji. mBok Sirni kaget. Raksasa Ijo jelek lagi … tiba-tiba muncul. masa seperti begini jadi istri si Timun Emas, batinnya. “Mestinya burung pipit ya dapat burung pipit, burung merpati jodonya burung merpati … lah ini kakak tua ikut-ikutan mengejar burung parkit !” (ini Buto Ijo emang mau ngikuti jejak Dato K menyunting Siti Nurhaliza, … upst!)

Si Timun emas disuruh lari lewat pintu belakang. Raksasapun mengejarnya, ternyata. Dikejarlah si Timun Emas.

Setelah berlari jauh Timun Emas kecapekan. Si Timun Emaspun teringat akan bungkusannya, maka ditebarnya biji mentimun. sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Si Buto Ijo kesukaan memakannya tapi buah timun itu malah menambah tenaga Buto Ijo. … mentimun ini menjadikan dia banyak gas diperutnya malah membuat dia Kentut. Jelas menambah tenaga dan kekuatan..

Lalu timun emas menaburkan jarum, dalam sekejap tumbuhlan pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. kalau cuma pohon kecil begini pakai buldozer juga lewaat …. Dengan buldozer ini lah Buto Ijo terus mengejar. Si Timun Emas-pun membuka bingkisan ketiga yg berisi garam dan ditaburkannya. Seketika hutanpun menjadi lautan luas. Dengan kesakitan dan kesaktiannya raksasa dapat melewati. Batin si Buto Ijo, ” cuma gas dan over pressure gini mah kecil ..”

Yang terakhir Timun Emas akhirnya menaburkan terasi … ini kan terasi Sidoarjo dibelinya aja di deket pabriknya, belinya di toko sekitar Jalan Mojopahit Sidoarjo. Itu tuh, yang baunya amis banget itu ! Seketika si Buto Ijo ‘gebres-gebres’ … ini bau ga Tapi Buto Ijo ini dasarnya emang buto gendheng, malah tertawa ngakak … “Hua hahahah ha ha, Mosok lawan Buto kok pakai terasi …!” Terus kakinya gedrug-gedrug sambil meloncat-loncat …. timbullah gempa! … tapi apa yg terjadi kemudian …. muncratlah lumpur dari tanah sekelilingnya …. ..terbentuklah danau lumpur yang mendidih, akhirnya si Buto mati tenggelam.

Sabtu, 09 Mei 2009

Kenanganku sewaktu TK



Cerita dan Dongeng Indonesia

Terjadinya DANAU TOBA

Pada jaman dahulu, hiduplah seorang pemuda tani yatim piatu di bagian utara pulau Sumatra. Daerah tersebut sangatlah kering. Syahdan, pemuda itu hidup dari bertani dan memancing ikan. Pada suatu hari ia memancing seekor ikan yang sangat indah. Warnanya kuning keemasan. Begitu dipegangnya, ikan tersebut berubah menjadi seorang putri jelita. Putri itu adalah wanita yang dikutuk karena melanggar suatu larangan. Ia akan berubah menjadi sejenis mahluk yang pertama menyentuhnya. Oleh karena yang menyentuhnya manusia, maka ia berubah menjadi seorang putri.

Terpesona oleh kecantikannya, maka pemuda tani tersebut meminta sang putri untuk menjadi isterinya. Lamaran tersebut diterima dengan syarat bahwa pemuda itu tidak akan menceritakan asal-usulnya yang berasal dari ikan.Pemuda tani itu menyanggupi syarat tersebut. Setelah setahun, pasangan suami istri tersebut dikarunia seorang anak laki-laki. Ia mempunyai kebiasaan buruk yaitu tidak pernah kenyang. Ia makan semua makanan yang ada.

Pada suatu hari anak itu memakan semua makanan dari orang tuanya. Pemuda itu sangat jengkelnya berkata: "dasar anak keturunan ikan!"Pernyataan itu dengan sendirinya membuka rahasia dari isterinya.Dengan demikian janji mereka telah dilanggar.

Istri dan anaknya menghilang secara gaib. Ditanah bekas pijakan mereka menyemburlah mata air. Air yang mengalir dari mata air tersebut makin lama makin besar. Dan menjadi sebuah danau yang sangat luas. Danau itu kini bernama Danau Toba